Kamis, 14 April 2016

Kumpulan Hadis Tentang Amar Ma'ruf Nahi Mungkar

ran


عَنْ اَبِيْ سَعِيْدِ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ سَمِعْتُ قَالَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإيْمَانِ (روه المسلم)

Dari Abu Sa’id Al Khudri ra, ia berkata saya telah mendengar Rasulullah saw berabda: Barang siapa diantara kalian yang melihat kemungkaran maka ubahlah kemungkaran tersebut dengan tangannya jika tidak mampu maka dengan lisanni, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah selamahnya iman.  )HR.muslim)

A.    Kandungan Makna Hadis
1.      Nabi Muhammad SAW menyuruh kita untuk mengubah kemungkaran. kemungkaran tersebut harus di ubah agar berganti menjadi kebaikan sesuai dengan kadar kemampuan kita .
2.      Mencegah kemungkaran bisa dilakukan dengan tiga hal, yaitu menggunakan kekuasaan(tangan) secara lisan dan lewat hati.
3.      Mencegah kemungkaran adalah bagian dari cabang iman sedang iman bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan kondisi seseorang dalam melaksanakan perintah syariat. Semakin banyak melakukan kebijakan maka iman pun semakin kuat, sebaliknya semakin banyak melakukan maksiat maka iman pun semakin rapuh.


B.     Kontekstualisasi Hadis
Hadis di atas menjelaskan tentang perintah untuk mencegah kemungkaran. Kemungkaran-kemungkaran yang biasa kita saksikan dalam masyarakat hendaknya dirubah menjadi kebaikan yang bermanfaat sesuai dengan kemampuan kita, karena semua orang memiliki tugas untuk melakukan hal tersebut. Jika kita melihat kemungkaran kita bisa mengubahnya dengan menggunakan kekuasaan yang kita miliki atau memberikan nasihat lisan. Namun jika ternyata tidak mampu mengubahnya dengan dua hal tersebut, maka kita harus membetengi diri kita agar tidak terlibat dalam kemungkaran tersebut. Artinya hati kita harus senantiasa berharap untuk dapat mengubah kemungkaran itu menjadi kebajikan dan jangan samapi membenarkan kemungkaran tersebut. Siap saja orang yang dapat memerangi kemungkaran adalah orang yang beriman. Oleh  sebab itu manusia diharuskan selalu menyuru kepada kebaikan dan mencegah yang mungkar agar dapat mempertebal keimanannya.




عن ابي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : من دعا الى هدى كان له من الاجر مثل اجور من تبعه لا ينقص ذالك من اجورهم شيئا ومن دعا الى ضلالة كان عليه من الاثم مثل اثام من تبعه لا ينقض ذالك من اثامهم شىيئا.

“Abu Hurairah r.a ia berkata, Rasulullah saw bersabda ; Barang siapa yang mengajak kepada kebaikan, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan, maka baginya dosa sebagaimana dosanya orang-orang yang mengikutinya tanpa dikurangi dari mereka sedikitpun. di riwayatkan oleh Imam Muslim, Imam Malik, Abu Daud dan Tirmizi


A.    Makna Kandungan Hadis
1. Pahala bagi orang yang mengajak dalam kebaikan akan mendapat pahala sebesar     orang yang mengerjakan ajakannya.
2. Orang yang mengajak pada kemungkaran akan mendapat dosa sebesar dosa orang yang mengerjakannya.
3. Allah SWT akan memberikan penghargaan kepada orang yang suka mengajak kepada kebaikan.

B. Kontekstualisasi Hadis

Hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang mengajak kepada kebaikan akan mendapat pahala sebesar pahala orang yang mengerjakan ajakkannya tanpa dikurangi sedikitpun. Begitu pula orang yang mengajak kepada kesesatan akan mendapat dosa sebesar dosa orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikit pun. Tidak diragukan lagi bahwa hadis ini merupakan berita gembira bagi mereka yang suka mengajak orang lain untuk mengerjakan kebaikan, Allah Swt memberikan penghargaan tinggi bagi mereka yang suka mengajak kepada kebaikan. Di antara keutamaan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar adalah :
1. Penyeru agama Allah adalah orang yang terbaik perkataannya
2. Pahala yang besar bagi orang yang disebabkan usahanya orang lain mendapat petunjuk.
3. Allah Taala dan segala makhluk di langit dan dibumi bershalawat kepada penyeru      kebaikan kepada manusia.




عن اسامة لو اتيت فلانا فكلمته, قال انكم لترون اني لا اكلمه الا اسمعكم, اني اكلمه في السر دون ان افتح بابا لا اكون اول من فتحه, ولا اقول لرجل ان كان علي اميرا انه خير الناس بعد شيئ سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم, قالوا وما سمعته يقول, قال سمعته يقول. يجاء بالرجل يوم القيامة فيلقي في النار, فتندلق اقتابه في النار, فيقولون اي فلان, ماشاءنك اليس كنت تاءمرنا بالمعروف وتنهى عن المنكر قال كنت امركم بالمعروف ولا اتيه, وانهاكم عن المنكر واتيه.
“Dari Usamah, “kalau kamu (usamah) didatangi si fulan maka kamu harus mengatakan padanya. Dia (Usamah) berkata, sesungguhnya kamu akan melihat kecuali apa yang kudengar darimu. “sesungguhnya aku menceritakan kepadanya akan keburukan tanpa bermaksud membuka pintu dan aku tidak berkeinginan menjadi orang yang mula-mula membukanya. Dan aku tidak akan mengatakan kepada seseorang bahwa atasku perintah (untuk mengatakan). Sesungguhnya dia sebaik-baik manusia. Setelah berita itu kudengar langsung dari Rasulullah Saw. Mereka berkata, dan apakah dia mengatakan apa yang disengarnya..? dia berkata apa yang didengarnya seraya mengatakan, ”akankah kedalam neraka, maka keluarlah usus perutnya dan berputar-putar di dalam neraka sebagaimana berputarnya keledai yang sedang berada dalam penggilingannya, lantas penghuni neraka berkumpul seraya berkata,”wahai pulan, kenapa kamu seperti itu? bukankah kamu dulu menyeruh untuk berbuat baik dan melarang dari perbuatan mungkar? ia menjawab, ”saya dulu menyuruh berbuat baik tetapi saya tidak mengerjakannya, dan saya melarang melakukan perbuatan mungkar tetapi malah saya sendiri melakukannya.
A.    Makna Kandungan Hadis
1.      Seseorang yang menyuruh orang lain agar mengerjakan kebaikan sedangkan ia sendiri tidak melaksanakannya dan mencegah orang lain berbuat keji sedangkan ia malah melakukannya, ia akan diazab oleh Allah Swt, dengan siksaan yang sangat amat berat.
2.      Kedudukannya sama saja dengan orang melaksanakan perbuatan maksiat yang ingkar terhadap perintah dan larangan Allah swt. Bahkan Allah lebih murka kepada orang yang seperti ini karena kemunafikannya dan menipu ajaran agama
3.      Orang yang menyerukan kebaikan namun tidak mengerjakan juga tergolong dalam kategori orang munafik.


B.     Kontekstualisasi hadis
Diwajibkan kepada muslim untuk menyampaikan kebaikan dan saling mengingatkan agar tidak melakukan keburukan. Namun apabila kita mengingatkan orang lain, maka kita sendiri terlebih dahulu harus melaksanakan kebaikan tersebut. Jangan malah kita melakukan hal yang sebaliknya. Ibarat kata adalah satu kata satu perbuatan, jadi mempunyai konsisten terhadap apa yang kita katakan. Allah sangat membenci orang yang menyeru kebikan namun dirinya sendiri tidak menjalankan. Orang yang seperti ini akan masuk dalam kategori orang munafik, dan Allah akan memberikan Adzab yang sangat berat





Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar